Aku Selo

Kata ibukku, kalau sibuk jangan banyak 'nggersula', justru banyak-banyakin bersyukur karena artinya ada rezeki di situ. Katanya sih gitu... Nggersula itu apa yha, mengeluh tapi dalam koridor yang terlampau menyebalkan gitu. Karena kadang ku mikir juga, ada kalanya mengeluh adalah proses sebelum sampai ke penyelesaian masalah, jadi nga papa mengeluh secukupnya karena kita bukan Megazord.

Tempo hari ada seorang nge-DM, doi bilang kalau hidupku dan hidup rekan-rekan di @papaya.klub itu kelihatan selo, bebas, dan menyenangkan... Yha, artinya brand image yang kami bangun sebagai para pemuda selo dan bahagia berhasil ya, heheu... Tapi sobat-sobat masyarakat madaniku sayang, ketahuilah bahwa sejatinya tak ada keseloan hakiki dan kebebasan absolut. Semuanya disertai dengan beban tanggung jawab dan resiko masing-masing...

Jadi begini sobat-sobat masyarakat madaniku, bagus jika kalian mendambakan dan mencita-citakan hidup yang bebas, yha, artinya kita sama, toss dulu lah! Tapi praktiknya dalam kehidupan, ada beban-beban lain yang harus kamu bayar demi kebebasan yang kamu dambakan itu. Misal nih, kamu nga mau terikat aturan dan jam kerja kantor karena menurutmu itu sangat nga bebas, nga selo, dan membosankan,, makanya kamu memutuskan untuk resign dan kerja freelance. Nah, aslinya dalam menjadi freelancer ini kamu nga sepenuhnya bebas nih. Kamu harus tanggung jawab sama kerjaan lepas dan klienmu demi perasaan bebas dari aturan kantor itu tadi, dan juga demi hidup, karena kamu suda tak bisa lagi bergantung pada gaji bulanan yang pakem. Ingat, kita bukan penguasa, kita rakyat jelata, bekerja dan berdoa. Begichu kata Koil. Kecuali kamu anak sultan sih, bebas yang bener-bener bebas, sumonggo~